Film “Pangku” hadir sebagai salah satu karya terbaru perfilman Indonesia yang berhasil menarik perhatian publik berkat ceritanya yang berani, realistis, dan emosional. Disutradarai oleh sineas muda bertalenta, film ini mengangkat realitas sosial masyarakat kelas bawah dengan pendekatan yang jujur dan tanpa kepura-puraan. Mengusung tema kehidupan keras di pinggiran kota, “Pangku” tak hanya bercerita tentang cinta dan pengorbanan, tetapi juga tentang pertarungan moral dan harga diri di tengah keterbatasan ekonomi.
Sejak pertama kali diumumkan, “Pangku” langsung menjadi perbincangan karena pemilihan judulnya yang provokatif serta akting luar biasa dari para pemeran utamanya, termasuk bintang-bintang besar yang dikenal lewat kemampuan akting mendalam. Film ini mengajak penonton untuk menyelami dunia yang sering luput dari perhatian dunia orang-orang kecil yang berjuang mempertahankan martabat di tengah kerasnya realitas hidup.

Sinopsis Flim Pangku
Film Pangku bercerita tentang Sartika (Claresta Taufan), seorang perempuan muda yang sedang mengandung. Ia memutuskan meninggalkan kota asalnya demi mencari harapan baru untuk masa depan sang anak. Ia kemudian menempuh perjalanan menuju kawasan Pantura. Di tengah perjalanan, Sartika bertemu dengan Bu Maya (Christine Hakim), seorang pemilik warung kopi di pinggir jalan Pantura. Bu Maya terkenal sebagai sosok yang ramah dan kerap membantu orang yang kesulitan. Ia menampung Sartika yang sedang hamil tua, merawatnya, dan membantu proses persalinannya. Namun, di balik kebaikan hati itu tersimpan maksud lain yang tidak disangka.
Setelah Sartika melahirkan, Bu Maya Castletoto membujuknya untuk bekerja di warungnya sebagai pelayan kopi pangku. Pelayan ini tidak hanya melayani pesanan minuman, tapi juga menemani pelanggan duduk, berbincang, bahkan bersentuhan fisik. Awalnya Sartika menolak, tetapi keadaan ekonomi membuatnya tak punya pilihan. Hidup Sartika kemudian berubah. Ia terjebak dalam rutinitas yang tidak ia kehendaki, menghadapi pandangan sinis masyarakat, dan mencoba tetap menjaga peran sebagai seorang ibu. Dalam kesehariannya di warung kopi pangku, Sartika bertemu Hadi (Fedi Nuril), seorang sopir truk pengangkut ikan yang sering singgah.
Dari pertemuan demi pertemuan, tumbuhlah rasa saling simpati di antara mereka. Hadi melihat ketulusan dan perjuangan Sartika, sementara Sartika menemukan sosok pria yang tulus tanpa melihat masa lalulnya. Konflik kemudian memuncak saat Sartika mulai berani menentang sistem yang mengekangnya. Ia menyadari bahwa selama ini dirinya hanya menjadi alat bagi kepentingan orang lain. Dengan dorongan dari Hadi, Sartika berusaha menemukan jalan untuk keluar dari lingkaran kelam yang menjeratnya.
Daftar Pemeran Film Pangku
- Claresta Taufan sebagai Sartika
- Fedi Nuril sebagai Hadi
- Christine Hakim sebagai Maya
- Shakeel Fauzi sebagai Bayu
- Devano Danendra sebagai Gilang
- José Rizal Manua sebagai Jaya
- Muhammad Khan sebagai Asep
- Nazyra C. Noer sebagai Yuna
- Tj Ruth sebagai Tini
- Reza Chandika sebagai Gondrong
- Galabby Thahira sebagai Sita
- Lukman Sardi sebagai Hasan
- Djenar Maesa Ayu sebagai Mami Karaoke
- Heliana Sinaga sebagai Ani
Unsur yang Membuat Film Ini Menarik
- Debut Reza Rahadian sebagai Sutradara
- Reza, yang selama ini dikenal sebagai aktor berbakat, mengambil peran sebagai sutradara dalam film ini. Banyak pihak menilai keberaniannya memilih tema sosial yang sensitif sebagai langkah penting bagi perfilman Indonesia.
- Tema Sosial yang Kuat
- Dengan mengambil latar kehidupan perempuan di Pantura, film ini mencoba mengangkat isu yang jarang disentuh secara mendalam perempuan muda, kehamilan, migrasi pekerjaan, hingga sistem sosial lokal yang mengekang.
- Visual dan Setting yang Autentik
- Latar Pantura dan warung kopi pangku memberikan atmosfer yang realistis. Kritis terhadap norma dan tradisi setempat tanpa kehilangan unsur humanis. Review menyebut detail latar dan suasana film sangat mengena.
- Penghargaan Internasional
- Sebelum tayang di bioskop Indonesia, Pangku ternyata sudah diputar di ajang internasional seperti Busan International Film Festival (BIFF) dan membawa pulang beberapa penghargaan.
Tantangan & Catatan
- Karena temanya sangat sosial dan berat, film ini mungkin tidak cocok bagi penonton mencari hiburan ringan semata.
- Beberapa adegan menyentuh topik sensitif seperti praktik warung pangku yang tersembunyi dari masyarakat umum, sehingga mungkin memerlukan kesiapan emosional saat menonton.
- Sejauh ini pemasaran film cukup kuat, namun seperti film independen lainnya, keberhasilan box-office juga bergantung pada penerimaan penonton di seluruh Indonesia.
Kesimpulan
Pangku adalah film yang berani dan penting untuk perfilman Indonesia karena tidak hanya menghibur tetapi juga mengajak penonton memandang realitas sosial yang jarang diperlihatkan secara layar lebar. Dengan debut sutradara Reza Rahadian, kualitas akting yang solid dari pemain-pemain utama, serta nuansa visual yang kuat, film ini layak dianggap sebagai salah satu sorotan utama film nasional 2025.

Leave a Reply