Review Film “Predator: Badlands” (2025) – Ketika Sang Pemburu Menjadi yang Diperjuangkan

“Predator: Badlands” menjadi salah satu film paling menarik di tahun 2025 karena menghadirkan gebrakan berani dalam waralaba Predator yang sudah berusia hampir empat dekade. Film ini bukan sekadar kisah pemburu galaksi yang datang ke Bumi untuk membantai manusia, melainkan penjelajahan emosional dan eksistensial dari sisi sang Predator sendiri.

Disutradarai oleh Dan Trachtenberg yang sebelumnya sukses dengan Prey (2022) film ini membawa napas baru bagi seri Predator. Dengan naskah yang digarap oleh Patrick Aison dan sinematografi memukau dari Jeff Cutter, “Badlands” menghadirkan perpaduan antara aksi brutal, drama karakter, dan eksplorasi dunia alien yang menakjubkan.

Sinopsis: Dari Pemburu Menjadi yang Diuji

Film ini berlatar di planet terpencil bernama Genna, yang disebut oleh ras Yautja (Predator) sebagai “Badlands” dunia yang digunakan untuk membuang atau menguji Predator yang dianggap gagal atau tidak layak.

Tokoh utama, Dek (diperankan oleh Dimitrius Schuster-Koloamatangi), adalah seorang Yautja muda yang diasingkan karena menolak membunuh musuh yang sudah menyerah. Keputusan itu dianggap memalukan oleh klannya. Untuk menebus kehormatannya, ia dikirim ke Genna planet liar penuh makhluk buas, vegetasi mematikan, dan sisa teknologi kuno.

Di tengah perjalanan bertahan hidupnya, Dek bertemu dengan Thia (Elle Fanning), seorang android yang rusak dan diabaikan oleh perusahaan manusia raksasa yang pernah menguasai planet tersebut. Keduanya menjalin hubungan tak terduga sebuah aliansi antara mesin dan pemburu alien untuk bertahan hidup di dunia yang sama sekali tidak bersahabat.

Namun, ketika pemburu dari klan Dek datang untuk “menyelesaikan urusan” dan menghapus aibnya selamanya, Dek harus memilih antara kehormatan yang lama atau nilai baru yang ia temukan bersama Thia.

Pemeran dan Kru Utama

  • Dimitrius Schuster-Koloamatangi sebagai Dek, sang Predator muda yang terbuang.
  • Elle Fanning sebagai Thia/Tessa, android dengan jiwa manusiawi yang kompleks.
  • Clancy Brown sebagai Elder Yautja, pemimpin klan yang mengasingkan Dek.
  • Shamier Anderson sebagai Reeve, manusia yang terdampar dan memanfaatkan kekacauan di Genna.
  • Sutradara: Dan Trachtenberg
  • Penulis Naskah: Patrick Aison
  • Musik: Henry Jackman
  • Sinematografi: Jeff Cutter

Pendekatan Baru dalam Waralaba

“Badlands” bukan sekadar Predator baru ini adalah revolusi dalam waralaba. Jika film-film sebelumnya selalu menempatkan manusia sebagai korban, kali ini justru Predator menjadi karakter utama yang berjuang mempertahankan moral dan identitasnya.

Trachtenberg menggabungkan elemen dari Prey yang fokus pada karakter dan tradisi pemburu, lalu menaikkannya ke level yang lebih filosofis: bagaimana jika pemburu mempertanyakan makna berburu itu sendiri?

Film ini memiliki nuansa epik dan spiritual, namun tetap mempertahankan elemen brutal khas Predator. Setiap pertempuran terasa intens, koreografi aksinya digarap dengan presisi, dan desain makhluk alien baru di planet Genna menjadi salah satu daya tarik utama.

Kelebihan Film

1. Visual dan Atmosfer Dunia Alien yang Menakjubkan

Planet Genna divisualisasikan secara luar biasa gabungan antara padang gurun tandus, hutan bioluminesen, dan reruntuhan teknologi kuno. Efek visual terasa hidup dan mendalam. Syuting di Selandia Baru memberi nuansa real sci-fi nature yang autentik.

2. Chemistry Dek dan Thia

Hubungan antara Yautja dan android menjadi pusat emosional film ini. Dek yang dingin dan Thia yang “terlalu manusiawi” menciptakan dinamika kontras yang menarik — antara insting dan empati, antara pemburu dan ciptaan buatan.

3. Sutradara yang Konsisten dengan Visi

Trachtenberg kembali membuktikan keahliannya dalam menggabungkan aksi brutal dengan kedalaman emosional. Seperti di Prey, ia tahu kapan harus menghadirkan ketegangan, dan kapan memberi ruang bagi karakter untuk bernapas.

4. Soundtrack dan Desain Suara

Skor garapan Henry Jackman membawa atmosfer tribal dan elektronik yang berpadu dengan raungan khas Predator. Setiap dentuman terasa menegangkan dan sinematik.

Kekurangan Film

1. Rating PG-13 yang Kurang “Ganas”

Banyak penggemar mengeluh karena film ini tidak memiliki rating R seperti Predator klasik. Akibatnya, beberapa adegan pertarungan terlihat “disensor” atau kurang brutal dibanding seri sebelumnya.

2. Tempo di Babak Tengah

Setelah pembukaan yang spektakuler, bagian tengah film sedikit melambat karena fokus pada dialog dan eksplorasi karakter. Bagi penonton yang menanti aksi nonstop, bagian ini bisa terasa agak lambat.

3. Minim Koneksi dengan Seri Sebelumnya

Meski ada sejumlah easter egg kecil, Badlands hampir sepenuhnya berdiri sendiri. Fans lama yang menanti keterkaitan dengan Predator 2 atau The Predators mungkin akan kecewa.

Tema dan Pesan Moral

“Predator: Badlands” bukan sekadar film tentang perburuan. Film ini menggali isu-isu seperti:

  • Kehormatan vs Kemanusiaan – Apakah pemburu sejati harus selalu membunuh?
  • Identitas dan Eksistensi – Baik Predator maupun android berjuang memahami makna hidup dan tujuan mereka.
  • Aliansi Tak Terduga – Dua makhluk berbeda menemukan empati di dunia yang hanya mengenal kekuatan.

Respon Kritikus dan Penonton

Film ini mendapat sambutan positif di berbagai festival film sci-fi internasional.

  • Rotten Tomatoes: 84% (Certified Fresh)
  • Metacritic: 77/100
  • IMDb: 7.8/10

Kritikus memuji keberanian film ini untuk membawa arah baru tanpa kehilangan ciri khas Predator. Namun beberapa menyayangkan tone yang “terlalu lembut” dan berkurangnya elemen horor.

Kesimpulan

“Predator: Badlands” berhasil menempatkan waralaba legendaris ini dalam babak baru lebih reflektif, berani, dan emosional. Ini bukan sekadar film tentang pembunuhan dan perburuan, tetapi tentang pencarian jati diri, kehormatan, dan koneksi antara makhluk yang berbeda.

Bagi penggemar berat Predator, film ini mungkin terasa tidak sebrutal versi klasiknya, tetapi bagi penonton yang menginginkan sci-fi action dengan jiwa dan pesan moral kuat, Badlands adalah tontonan yang wajib.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *