
Judul Asli: Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan
Sutradara: Ernest Prakasa
Penulis Skenario: Ernest Prakasa & Meira Anastasia
Pemain Utama: Jessica Mila sebagai Rara, Reza Rahadian sebagai Dika
Durasi: ±113 menit
Tayang: 19 Desember 2019 di bioskop Indonesia
Sinopsis Singkat
Rara, seorang wanita pekerja profesional, merasa hidupnya selalu dibayang-bayangi standar kecantikan: tubuh kurus, kulit cerah, rambut lurus. Sejak kecil ia mengalami body shaming baik dari lingkungan, teman, bahkan keluarga.
Saat ia mendapat kesempatan promosi di kantornya, bosnya memberi syarat agar Rara “mengubah penampilan” supaya lebih ‘profesional’ artinya: lebih langsing, lebih menarik menurut standar umum. Rara pun mulai berusaha keras, dari diet, penampilan, hingga tekanan psikologis, agar ia diterima.
Dalam prosesnya, Rara kehilangan beberapa hubungan penting: ia merasa dijauhkan dari orang yang mencintainya apa adanya karena ia terlalu sibuk mengejar penilaian orang lain. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa ada nilai lain yang lebih penting daripada sekadar “angka timbangan” atau penampilan fisik.
Kekuatan Film
- Tema yang Sangat Relevan
Body shaming bukan cuma stereotip di media sosial; banyak orang mengalaminya langsung. Film ini membawa isu itu ke layar dengan cara yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama wanita muda. - Performa Pemeran
- Jessica Mila tampil maksimal sebagai Rara: ia berhasil memerankan fase sebelum dan sesudah perubahan penampilan dengan nuansa emosional yang kuat.
- Reza Rahadian sebagai Dika, karakter yang tidak menjadikan penampilan sebagai tolok ukur cinta, menjadi sosok penyeimbang yang memberi empati dan dukungan.
- Penggabungan Komedi & Drama yang Seimbang
Meski isu yang diangkat berat (body shaming, rasa tidak cukup, kecantikan ideal), penyajiannya tetap ringan dengan momen-momen komedi yang natural melalui karakter-karakter pendukung seperti geng kost dan teman Rara. Ini membantu agar penonton tidak merasa “dihukum” melainkan diajak merenung. - Visual dan Produksi
Desain produksi, sinematografi, makeup, dan transformasi fisik Rara mendapat pujian: misalnya, Jessica Mila rela mengubah penampilannya untuk menyesuaikan karakter, sehingga perubahan tidak terlihat artifisial.
Pesan Mendalam yang Disampaikan
- Menerima Diri Sendiri
Film ini adalah ajakan agar kita belajar mencintai diri sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Bahwa tubuh “tidak sempurna” bukanlah sesuatu yang harus ditutupi, tetapi bisa menjadi bagian dari siapa kita. - Kekuatan Empati dan Dukung-Mendukung
Hubungan yang sehat seperti antara Rara dan Dika menunjukkan bahwa dukungan dari orang yang mencintai kita apa adanya jauh lebih penting daripada pengakuan dari banyak orang yang hanya menilai berdasarkan standar fisik. - Kritik Terhadap Standar Kecantikan Sosial
Media, iklan, bahkan komentar sehari-hari dapat menciptakan tekanan yang merusak rasa percaya diri. Film ini membuka dialog bahwa standar tersebut sering tidak realistis dan bisa merugikan. - Peran Keluarga & Lingkungan
Kadang, komentar yang menyakitkan datang dari yang seharusnya mendukung, seperti anggota keluarga. Sikap kita terhadap orang terdekat memiliki dampak sangat besar terhadap kepercayaan diri seseorang. - Syukur & Keberagaman
Bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari penampilan. Keberagaman bentuk tubuh, warna kulit, tekstur rambut — semuanya valid. Film ini mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang dimiliki, bukan terus membandingkan.
Kekurangan / Kritik
- Meski temanya kuat, ada momen di mana perubahan Rara tampak agak idealisasi misalnya transformasi fisik yang mungkin terlalu cepat dan simplifikasi dari masalah internal yang kompleks.
- Efek prostetik dan make-up memang meyakinkan, tetapi beberapa adegan lelucon bisa terasa terlalu ringan sehingga tidak menggali emosinya lebih dalam.
- Fokus cerita lebih banyak kepada aspek wanita, sehingga beberapa sisi laki-laki (selain Dika) bisa terasa kurang dieksplorasi.
Kesimpulan
Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan bukan hanya film hiburan yang membuat kita tertawa atau menangis ia adalah film refleksi yang membawa kita mempertanyakan siapa kita di balik standar sosial yang terbiasa kita dengar. Film ini mengajak pemirsa, terutama para perempuan, agar tidak terus merasa tertekan oleh standar kecantikan, dan bahwa kelengkapan diri sering kali bukan soal tubuh, melainkan soal hati, kepercayaan diri, dan rasa syukur.
Leave a Reply